Assalamu'alaykum wr. wb.
Gambar 1. Peran reseptor dalam terjadinya peningkatan tekanan darah
Contohnya obatnya:
-Kardioselektif: bisiprolol, atenolol, metoprolol, dsb.
-Non Kadioselektif: Propanolol, carvedilol, timolol, nadolol, dsb.
Untuk pasien hipertensi dengan asma maka gunakan obat-obatan beta bloker kardioselektif, karena obat-obatan beta bloker non kardioselektif selain menghambat di beta satu juga menghambat dibeta dua, seperti yang kita tau beta dua kerjanya brokolelaksasi saluran pernafasan contohnya salbutamol, kl diblok bikin makin sesak nafas bagi pasien dengan asma.
Sekian semoga bermafaat :)
By: SR Apt.
Kali ini aku mau bahas reseptor-reseptor yg
berperan dalam terjadinya hipertensi, sebenernya lebih khusus untuk temen-temen yg
ambil kesehatan tapi buat temen-temen yg ngga ambil kesehatan juga boleh juga tau, cuma
mohon maap ya ku kalo ada bahasa yang terlalu ilmiah hehe.
Langsung aja ya..
Masih inget kan?
Tekanan Darah = Curah Jantung × Tahanan Perifer
Konsep itu harus dipegang terus karna merupakan inti.
Kl dianalogiin kayak pompa air dan selangnya. Kalo pompanya makin kenceng tentu tekanannya semakin kenceng, terus kalo selangnya makin kecil tentu akan menghasilkan tekanan yg makin tinggi.
Udah paham kan?
Yuks lanjut..
Masih inget kan?
Tekanan Darah = Curah Jantung × Tahanan Perifer
Konsep itu harus dipegang terus karna merupakan inti.
Kl dianalogiin kayak pompa air dan selangnya. Kalo pompanya makin kenceng tentu tekanannya semakin kenceng, terus kalo selangnya makin kecil tentu akan menghasilkan tekanan yg makin tinggi.
Udah paham kan?
Yuks lanjut..
Gambar 1. Peran reseptor dalam terjadinya peningkatan tekanan darah
Kenalan dulu yuk sama reseptor
alfa, beta.
1. Reseptor Alfa (α)
Reseptor α yang berperan dalam terjadinya hipertensi ada dua, α1 ada α2, α1 kerjanya meningkatkan kontraksi vaskuler, sebaliknya α2 menurunkan kontraksi vaskuler. Kontraksi vaskuler ini berhubungan dengan tahanan perifer. Semakin kontraksi (vasokonstriksi) semakin tinggi tahanan perifernya artinya berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Itulah kenapa obat-obatan anti hipertensi gunainnya antagonis α1, atau agonis α2.
Contoh obatnya:
- α1 antagonis: prazosin, terazosin, tamsulosin, dsb.
- α2 agonis: klonidin, metildopa, guanabenz, dsb.
Untuk pasien flu dengan hipertensi jangan gunakan obat-obatan agonis α1 karna kerjanya vasokonstriksi perifer bisa memperparah hipertensi, contoh obat-obatan α1agonis: efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin.
2. Reseptor Beta (β)
Reseptor beta yang berperan dalam peningkatan tekanan darah adalah β1. Dengan adanya peningkatan β1 maka akan terjadi peningkatan kontraksi jantung, ini berhubungan dengan curah jantung, yang artinya semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah akan semakin mengkat. Itulah kenapa obat-obatan yang digunain untuk antihipertensi yaitu beta bloker, blok sel beta.
1. Reseptor Alfa (α)
Reseptor α yang berperan dalam terjadinya hipertensi ada dua, α1 ada α2, α1 kerjanya meningkatkan kontraksi vaskuler, sebaliknya α2 menurunkan kontraksi vaskuler. Kontraksi vaskuler ini berhubungan dengan tahanan perifer. Semakin kontraksi (vasokonstriksi) semakin tinggi tahanan perifernya artinya berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Itulah kenapa obat-obatan anti hipertensi gunainnya antagonis α1, atau agonis α2.
Contoh obatnya:
- α1 antagonis: prazosin, terazosin, tamsulosin, dsb.
- α2 agonis: klonidin, metildopa, guanabenz, dsb.
Untuk pasien flu dengan hipertensi jangan gunakan obat-obatan agonis α1 karna kerjanya vasokonstriksi perifer bisa memperparah hipertensi, contoh obat-obatan α1agonis: efedrin, pseudoefedrin, fenilefrin.
2. Reseptor Beta (β)
Reseptor beta yang berperan dalam peningkatan tekanan darah adalah β1. Dengan adanya peningkatan β1 maka akan terjadi peningkatan kontraksi jantung, ini berhubungan dengan curah jantung, yang artinya semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah akan semakin mengkat. Itulah kenapa obat-obatan yang digunain untuk antihipertensi yaitu beta bloker, blok sel beta.
Contohnya obatnya:
-Kardioselektif: bisiprolol, atenolol, metoprolol, dsb.
-Non Kadioselektif: Propanolol, carvedilol, timolol, nadolol, dsb.
Untuk pasien hipertensi dengan asma maka gunakan obat-obatan beta bloker kardioselektif, karena obat-obatan beta bloker non kardioselektif selain menghambat di beta satu juga menghambat dibeta dua, seperti yang kita tau beta dua kerjanya brokolelaksasi saluran pernafasan contohnya salbutamol, kl diblok bikin makin sesak nafas bagi pasien dengan asma.
Sekian semoga bermafaat :)
By: SR Apt.
Comments
Post a Comment